Diberdayakan oleh Blogger.

Facebook Like











Ads google test

Home » , » SLS (Sodium lauryl sulfate )

SLS (Sodium lauryl sulfate )

SLS (Sodium lauryl sulfate )




http://resepkimiaindustri.blogspot.com/

Sodium lauryl sulfate (SLS), sodium laurilsulfate atau sodium dodecyl sulfate (SDS atau NaDS) (C12H25SO4Na) adalah surfaktan anion yang biasa terdapat dalam produk-produk pembersih. Garam kimia ini adalah organosulfur anion yang mengandung 12-ekor karbon terikat ke gugus sulfat, membuat zat kimia ini mempunyai sifat ambifilik yang merupakan syarat sebagai deterjen.

SLS adalah jenis surfaktan yang sangat kuat dan umum digunakan dalam produk-produk pembersih noda minyak dan kotoran. Sebagai contoh, SLS ini banyak ditemukan dalam konsentrasi tinggi pada produk-produk industri seperti pembersih mesin (engine degreaser), pembersih lantai, dan shampo mobil. SLS digunakan dalam kadar rendah di dalam pasta gigi, shampo dan busa pencukur. Zat kimia ini merupakan bahan utama di dalam formulasi kimia untuk mandi busa karena efek pengentalnya dan kemampuan untuk menghasilkan busa.

Telah diteliti bahwa SLS bukan bahan karsinogen ketika dioleskan ke kulit maupun dikonsumsi.[1] Tetapi dari percobaan ditemukan SLS dapat menyebabkan iritasi kulit dan wajah ketika dioleskan dalam waktu yang lama dan terus menerus (lebih dari 1 jam) pada remaja.[2] Studi klinik terhadap 30 pasien yang sering mengeluhkan sariawan, membuktikan pasta gigi yang mengandung SLS dapat menyebabkan sariawan lebih besar dibandingkan dengan pasta gigi bebas detergen.[3] Sebuah studi klinik lain membuktikan tidak ada efek yang signifikan untuk penderita sariawan ketika dibandingkan menggunakan pasta gigi dengan dan tanpa SLS.[4]


FUNGSI PENGGUNAAN SLS 


SLS ini banyak ditemukan dalam konsentrasi tinggi pada produk-produk industri seperti pembersih mesin (engine degreaser), pembersih lantai, dan shampo mobil. SLS digunakan dalam kadar rendah di dalam pasta gigi, shampo dan busa pencukur.


Belakangan ini telah ditemukan bahwa pada aplikasi sebagai surfaktan pada pembentukan reaksi gas hydrate atau methane hydrate, SLS dapat mempercepat reaksi hingga 700 kali lebih cepat.[7]

Dalam pengobatan, SLS digunakan sebagai pengobatan laksatif melalui dubur, juga digunakan sebagai eksipien dalam tablet.

Biokimia[sunting | sunting sumber]
Dapat digunakan untuk membantu pemecahan sel pada saat ekstrasi DNA dan menguraikan protein. SLS ini biasa digunakan untuk menyiapkan protein untuk proses elektroforesis. Teknik ini dinamakan SDS-PAGE.[8] Senyawa ini bekerja dengan mengganggu ikatan non-kovalen di dalam protein, mengubah sifatnya dan menyebabkan molekul berubah dari bentuk aslinya.

Seperti detergen lainnya, SLS mengambil minyak dan kelembaban pada kulit, sehingga berakibat iritasi pada kulit dan mata.


PRODUKSI PEMBUATAN SLS 


SLS disintetis dengan mencampur dodecanol dengan gas sulfur trioksida atau oleum atau asam klorinsulfur untuk menghasilkan hydrogen lauryl sulfate. Metode industrial biasanya menggunakan gas sulfur trioksida. Hasilnya lalu dinetralkan dengan sodium hidroksida atau sodium karbonat.[9] alkohol lauryl biasanya dihasilkan dari minyak kelapa atau minyak biji kelapa sawit melalui hidrolisis, yang memisahkan asam lemaknya, kemudian direduksi menjadi alkohol.


Karena metode sintesis ini, di pasaran SLS yang tersedia berupa campuran alkyl sulfate dengan dodecyl sulfate sebagai komponen utamanya.[10]


Karsinogenik
SLS bukan bahan karsinogen ketika dioleskan ke kulit maupun dikonsumsi.[1] Review di dalam literatur ilmiah menyebutkan "SLS negatif dalam tes ames (tes mutasi bakterial), tes mutasi gen dan test pertukaran kromatid pada sel mamalia, juga di studi mikronukleus pada tikus. Hasil yang negatif ini membuktikan SLS tidak berinteraksi dengan DNA.[11]

Sensitivitas
Tetapi dari percobaan ditemukan SLS dapat menyebabkan iritasi kulit dan wajah ketika dioleskan dalam waktu yang lama dan terus menerus (lebih dari 1 jam) pada remaja.[2] SLS dapat memperparah masalah kulit yang dialami individu memiliki kulit hipersensitif, beberapa orang akan lebih sensitif terhadap zat ini dibanding yang lain.[12][13][14] Dalam percobaan dengan hewan ditemukan juga iritasi di kulit dan mata[11]

Sariawan
Sebuah studi awal menyimpulkan SLS di dalam pasta gigi menyebabkan munculnya sariawan.[15] Studi ini menunjukan secara statistik penurunan drastis dalam jumlah sariawan dari 14,3 menggunakan pasta gigi SLS menjadi 5,1 menggunakan pasta gigi bebas SLS.[15] Hasil dari studi klinik saat membandingkan kemungkinan terjadi sariawan dengan penggunaan pasta gigi mengandung atau bebas SLS, menyimpulkan individu dengan penderita sariawan dianjurkan menggunakan pasta gigi bebas SLS.[16]

Perubahan rasa
Sodium lauryl sulfate dapat mengurangi kecapan rasa manis,[17] efek ini yang biasa muncul setelah penggunaan pasta gigi mengandung SLS[18]

0 komentar:

Posting Komentar