Diberdayakan oleh Blogger.

Facebook Like











Ads google test

Natrium asetat

Natrium asetat

http://resepkimiaindustri.blogspot.com/
Natrium asetat adalah garam natrium dari asam asetat. Senyawa ini merupakan zat kimia berharga terjangkau yang diproduksi dalam jumlah industri untuk berbagai keperluan(Inggris, soda; Latin, sodanum, obat sakit kepala). Sebelum Davy berhasil mengisolasi unsur ini dengan cara elektrolisis soda kaustik, natrium (unsur ini disebut sodium dalam bahasa Inggris), telah dikenal dalam berbagai suatu senyawa.



Rumus molekul CH3COONa
Massa molar 82.03 g/mol (anhidrat)
136.08 g/mol (trihidrat)
Penampilan serbuk putih deliquescent
Nomor CAS [127-09-3] (anhidrat)
[6131-90-4] (trihidrat)
Sifat-sifat
Densitas and fase 1.45 g/cm³, padat
Kelarutan dalam air 76 g/100 ml (0 °C)
Titik lebur tidak ada;
terurai pada 324 °C
Titik didih tidak ada

 Pembuatan Natrium asetat

Natrium asetat memiliki harga terjangkau, dan biasanya dibeli dari pedagang zat-zat kimia, bukan disintesis di laboratorium. Senyawa ini juga kadang dihasilkan dalam eksperimen laboratorium, misalnya reaksi asam asetat dengan natrium karbonat, natrium bikarbonat, atau natrium hidroksida, menghasilkan beberapa basa yang mengandung natrium.

CH3–COOH + Na+[HCO3]– → CH3–COO– Na+ + H2O + CO2
Reaksi di atas sama dengan reaksi soda kue dan cuka yang terkenal. Secara teoritis 84 gram natrium bikarbonat bereaksi dengan 750 g cuka 8% menghasilkan 82 g natrium asetat, terlarut dalam air. Dengan mendidihkan air tersebut, didapatkan larutan pekat natrium asetat, atau kristal natrium asetat.

cara membuat hand body lotion / resep handbody lotion

cara membuat hand body lotion / resep handbody lotion


Lotion berfungsi untuk membantu menjaga kelembapan dan kehalusan kulit, juga menjaga elastisitas kulit dari berbagai radikal bebas agar kulit menjadi sehat dan segar.
Lotion dibuat hampir sama dengan moisturizer alami tubuh agar dapat diterima dengan baik dan tidak menimbulkan sensitivitas.
http://resepkimiaindustri.blogspot.com/



Beragam prdouk lotion dapat ditemukan di pasaran, dan produk handbody lotion terhitung lebih murah dan mudah untuk mendapatkan kulit halus yang berkilau. Akan tetapi, tidak ada salahnya mencoba membuat handbody racikan sendiri untuk dapat mengantur kekentalan dan wangi yang ingin diciptakan.

bahan bahan hand body lotion

1/2 cup minyak almond / minyak yaitun
1/4 cup minyak kelapa asli
1/4 cup beeswax
1 sendok teh minyak vitamin E
2 sendok makan shea butter atau cocoa butter
minyak essensial/atsiri secukupnya

cara membuat hand body lotion

- campurkan semua bahan ke wadah kaca tahan panas
- panaskan air secukupnya
- setelah panas masukkan ke toples kaca ( rendam toples kaca yang berisi campuran handbodylotion) ke air panas tersebut ( mirip dengan cara memasak coklat )
- setelah tercampur rata handbody lotion siap di gunakan

polysorbate 20

polysorbate 20 nama komersialnya sering disebut alkest tw 20 dan tween 20 adalah polysorbate surfactant yang stabil dan tidak beracun ( berbahaya ) juga sering digunakan sebagi detergent dan emulsi dalam aplikasi rumah tangga, dan farmasi.



Molecular formula C58H114O26
Molar mass 1227.54 g/mol
Appearance Clear, yellow to yellow-green viscous liquid.
Density 1.1 g/mL (approximate)
Boiling point > 100 °C



http://resepkimiaindustri.blogspot.com/


manfaat dari polysorbate 20


di dalam industri pangan polysorbate 20 sering di gunakan untuk menambah rasa seperti rasa mint
Fragrance bahan;
Surfaktan - mulsifying Agen;
Surfaktan - Pelarut Agen


SORBITOL

SORBITOL


Sorbitol yang dikenal juga sebagai glusitol, adalah suatu gula alkohol yang dimetabolisme lambat di dalam tubuh. Sorbitol diperoleh dari reduksi glukosa, mengubah gugus aldehid menjadi gugus hidroksil, sehingga dinamakan gula alkohol.
 http://resepkimiaindustri.blogspot.com/


Sorbitol digunakan sebagai pemanis buatan pada produk permen bebas gula dan sirup obat batuk. Zat ini juga dikenal sebagai pemanis yang memiliki nilai gizi karena mengandung energi sebanyak 2,6 kkal per gram.


Molecular formula C6H14O6
Molar mass 182.17 g·mol−1
Appearance white crystalline powder
Density 1.489 g/cm³
Melting point 111 °C (232 °F; 384 K)
Boiling point 290–295 °C (554–563 °F; 563–568 K)
Solubility in water 2350 g/L



Penggunaan SORBITOL


Sorbitol memiliki beberapa keunggulan dibanding gula lainnya. Rasanya cukup manis namun tidak merusak gigi. Poliol pada umumnya dan sorbitol khususnya, resisten terhadap metabolisme bakteri oral yang melepaskan asam dari reaksi penguraian gula dan pati. Asam ini dapat mengerosi email / enamel gigi.

Selain itu juga sorbitol dapat mempertahankan kelembaban bahan makanan merupakan contoh kelebihan sorbitol dibanding sukrosa. Sorbitol cukup stabil, tidak reaktif, dan mampu bertahan dalam suhu tinggi. Sorbitol juga tidak rusak apabila dicampur dengan gula lain, gel, protein, dan minyak sayur. Karena itu sorbitol cukup banyak dipakai dalam industri makanan. Produk yang mengandung sorbitol antara lain permen bebas gula, permen karet (biasanya rasa mint), industri gula-gula konfeksi, pemanis roti dan cokelat, serta pemanis makanan beku. Penggunaan lain dari sorbitol adalah sebagai pencegah kristalisasi dalam produk makanan, karena sifatnya yang mampu mempertahankan kelembaban makanan yang cenderung mengering dan mengeras; agar bahan makanan tersebut tetap segar. Sorbitol juga sering dipakai sebagai bahan tambahan untuk obat kumur dan pasta gigi.

Sorbitol juga cukup aman dipakai sebagai gula pengganti pada penderita diabetes melitus, karena penyerapannya lebih lambat daripada glukosa. Penyerapan yang lambat ini otomatis akan mengurangi derajat drastisnya peningkatan glukosa darah dan respons insulin. Kalori yang rendah juga sesuai dengan target pengendalian berat badan pada pasien diabetes melitus. Untuk tujuan ini sorbitol banyak digunakan untuk membuat produk makanan rendah kalori.

Di luar urusan makanan, sorbitol yang dicampur dengan kalium nitrat dapat digunakan untuk bahan bakar roket amatir. Dengan proses reduksi, sorbitol dapat dijadikan bahan bakar biomassa. 


Sorbitol ditambahkan pada mouthwash untuk membantu mencegah plak gigi, selain itu sorbitol juga ditambahkan pada sediaan kosmetik untuk membantu menjaga kelembaban kulit. Bahan bakar roket amatir dapat dihasilkan apabila sorbitol dicampur dengan senyawa kalium nitrat.

Keamanan penggunaan sorbitol telah dijamin oleh FDA (the Food and Drug Administration) melalui berbagai penelitian. Namun apabila terlalu banyak dikonsumsi, sorbitol dapat menyebabkan nyeri abdomen, menimbulkan gas, serta diare sedang hingga parah. Asupan sorbitol sebanyak 20 gram per hari telah dilaporkan mengakibatkan diare parah pada seorang wanita, sedangkan seorang lainnya terpaksa dirawat di rumah sakit setelah mengkonsumsi sebanyak 30 gram sorbitol per hari. Sorbitol dapat pula menyebabkan terhambatnya penyerapan fruktosa.

Propylene glycol

Propylene glycol

Propylene glycol yang juga sering disebut propane-1,2-diol adalah senyawa organik dengan rumus kimia  C3H8O2.
http://resepkimiaindustri.blogspot.com/


Molecular formula   C3H8O2
Molar mass    76.09 g·mol−1
Density         1.036 g/cm³
Melting point −59 °C (−74 °F; 214 K)
Boiling point 188.2 °C (370.8 °F; 461.3 K)
Solubility in water
Miscible
Solubility in ethanol Miscible
Solubility in diethyl ether Miscible
Solubility in acetone Miscible
Solubility in chloroform Miscible
Thermal conductivity 0.34 W/m-K (50% H2O @ 90 °C (194 °F))
Viscosity 0.042 Pa·s
Hazards
S-phrases S24 S25







Propylene glycol adalah senyawa organik tidak beracun dan umumnya dianggap aman untuk dikonsumsi ( jika dengan menggunakan dosis yang tepat ). Bahkan, mereka secara luas digunakan sebagai aditif makanan dalam berbagai produk yang tersedia secara komersial.

Propylene Glycol adalah sejenis bahan yang digunakan sebagai bahan pengental pada kosmetik loh, biasanya Propylene Glycol terdapat pada produk kecantikan seperti pembersih muka, pelembab muka, dan produk kecantikan yang biasanya bersifat cair. di dalam produk kecantikan biasanya Propylene Glycol dapat bersifat sebagai pengental


Propylene glycol produksi

Propylene glycol di produksi dari propylene oxide ( untuk kwalitas makanan ) dan pada tahun 1990 produksi global prolylene glycol mencapai 900.000 ton per tahun,

RESEP MEMBUAT KEMBANG API

RESEP MEMBUAT KEMBANG API

http://resepkimiaindustri.blogspot.com/

Kembang api adalah bahan peledak berdaya ledak rendah piroteknik yang digunakan umumnya untuk estetika dan hiburan. Salah satu bentuk kembang api yang umum adalah dalam pertunjukan kembang api. Kembang api menghasilkan empat efek primer: suara, cahaya, asap, dan bahan terbang (contohnya confetti). Kembang api dirancang agar dapat meletus sedemikian rupa dan menghasilkan cahaya yang berwarna-warni seperti merah, oranye, kuning, hijau, biru, ungu, dan perak. Pertunjukan kembang api umum di seluruh dunia dan merupakan titik pertemuan banyak pesta kultural dan religius.



RESEP MEMBUAT KEMBANG API


- serbuk besi baja 6 gram
- sulfur / belerang 1 gram
- serbuk sedaya 9 gram
- serbuk karang ayu 1 gram
- kawat tali
- lem kayu

proses pembuatan kembang api

- haluskan dan campur belerang, serbuk besi baja, serbuk sedaya, dan serbuk karang ayu.
- siapkan ember / kaleng plastik yang telah terisi dengan lem kayu.
- celupkan kawat ke lem kayu kemudian di celupkan lagi ke campuran bahan bahan yang sudah dihaluskan tadi.
- angkat dan tunggu sampai kering

resep membuat plitur / pelitur

resep membuat plitur / pelitur


meja, kursi, kayu atau perabot rumah tangga anda dari furnitur kayu kusam?
jangan khawatir kali ini http://resepkimiaindustri.blogspot.com/ akan sharing bagaimana cara membuat pelitur
dengan mudah dan baus.



plitur/pelitur adalah sebuah proses finishing touch, yaitu proses pengecatan terakhir setelah permukaan kayu dihaluskan. fungsi dari memlitur sebuah kayu ialah untuk memperhalus permukaan kayu agar terlihat mengkilap.


resep dan bahan membuat plitur


Bahan
50 gram Sirlak 
40 ml Amonia Liquide  
600 ml Spirtus 
100 ml Minyak Cat 
Oker atau pewarna secukupnya


Cara Membuat
  • Pertama-tama siapkan wadah bisa gunakan kaleng cat bekas yang telah dibersihkan, kemudian tuangkan spirtus dan sirlak dan aduk-aduklah hingga sirlaknya larut.
  • Larutkan bahan Amonia Liquide yang telah disiapkan kedalam larutan yang telah dibuat diatas sambil diaduk
  • Tuangkan minyak cat dan bahan pewarna sedikit demi sedikit, tergantung dari selera ingin warna cerah atau yang gelap
  • Aduk semuanya hingga benar-benar tercampur merata
  • Pelitur kayu siap untuk digunakan

Asam Barbiturat

Asam Barbiturat

http://resepkimiaindustri.blogspot.com/

Asam Barbiturat adalah zat induk barbital-barbital yang sendirinya tidak bersisat hipnotik. Sifat ini baru nampak jika atom-atom hydrogen pada atom C 5 dari inti pirimidinnya digantikan oleh gugusan alkil atau aril.

sejarah asam barbiturat

 Asam barbiturat pertama kali disintesis oleh peneliti Jerman Adolf Von Baeyer pada tanggal 6 Desember 1864. Hal ini dilakukan dengan cara mengkondensasi urea dari hewan produk limbah dengan dietil malonat (ester dari asam apel). Ada beberapa cerita tentang bagaimana substansi ini mendapatkan namanya. Kisah yang paling mungkin adalah bahwa Von Baeyer dan rekan-rekannya pergi untuk merayakan penemuan mereka di sebuah kedai dimana artileri tentara kota juga merayakan hari Raya Saint Barbara-Santo pelindung artileri. Perwira artileri dikatakan telah dibaptis zat baru dengan mencampur “Barbara” dengan “urea”. Tidak ada substansi medis ditemukan, namun, sampai 1903 ketika dua kimiawan Jerman yang bekerja di Bayer, Emil Fischer dan Joseph von Mering, menemukan bahwa barbital ini sangat efektif dalam menginduksi tidur anjing. Barbital kemudian dipasarkan oleh Bayer di bawah nama dagang Veronal. Von Mering mengusulkan nama ini karena tempat paling damai yang ia tahu adalah kota Verona, Italia.



penggunaan Asam Barbiturat


 Barbiturat adalah obat yang bertindak sebagai depresan sistem saraf pusat, dan menghasilkan efek yang luas, dari sedasi ringan sampai anestesi total. Barbiturat juga efektif sebagai anxiolitik, hipnotik, dan antikolvusan. Barbiturat memiliki potensi kecanduan, baik secara fisik dan psikologis. Barbiturat pada umumnya digunakan sebagai asam bebas atau garam untuk sodium, kalsium, kalium, magnesium, litium, dan lain-lain. Kodein dan dionine berbasis garam-garam dari asam barbiturat telah dikembangkan. Pada tahun 1912, Bayer memperkenalkan turunan asam barbiturat lainnya, seperti phenobarbital dan lain-lain.
            Turunan asam barbiturat seperti pentobarbital dan phenobarbital sudah lama digunakan sebagai anxiolitik dan hipnotik. Barbiturat sebagian besar telah digantikan oleh benzodiazepin dalam praktek medis rutin – misalnya dalam pengobatan kecemasan dan insomnia – karena benzodiazepin secara signifikan kurang menyebabkan overdosis. Namun barbiturat masih digunakan dalam anastesi umum, serta untuk epilepsi.  
            Barbiturat diklasifikasikan menjadi barbiturat aksi-sangat pendek (ultrashort-acting),  aksi-pendek (short-acting), aksi-menengah (intermediate-acting), dan aksi-lama (long-acting) tergantung pada seberapa cepat barbiturat beraksi dan berapa lama efek barbiturat berakhir. Barbiturat aksi sangat pendek (ultrashort-acting) masih banyak digunakan untuk anestesi bedah, terutama untuk menginduksi anestesi meskipun penggunaan barbiturat selama induksi anestesi sebagian besar telah digantikan oleh propofol. Barbiturat ultrashort acting seperti thiopental (pentothal) menghasilkan ketidaksadaran dalam waktu sekitar satu menit intravena injeksi. Obat ini digunakan untuk menyiapkan pasien untuk pembedahan; anestesi umum lain seperti sevofluran atau isofluran kemudian digunakan untuk menjaga pasien dari bangun sebelum operasi selesai. Thiopental dan barbiturat ultrashort-acting biasanya digunakan dalam pengaturan rumah sakit dan sangat tidak mungkin untuk disalahgunakan.

Anilin

Anilin

Anilin, fenilamina atau aminobenzena ialah senyawa organik dengan rumus C6H5NH2. Terdiri dari gugus fenil yang melekat pada gugus amino, anilin merupakan amina aromatik prototipikal. Sebagai prekursor, zat pemula untuk banyak industri zat kimia, kegunaan utamanya ialah dalam pembuatan prekursor untuk poliuretan. Seperti kebanyakan amina volatil, anilin memiliki bau agak tidak menyenangkan dari bau ikan busuk. Anilin mudah menyala, terbakar dengan nyala berasap yang karakteristik dari senyawa aromatik.

Anilin merupakan cairan minyak tak berwarna yang mudah menjadi coklat karena oksidasi atau terkena cahaya, bau dan cita rasa khas, basa organik penting karena merupakan dasar bagi banyak zat warna dan obat toksik bila terkena, terhirup, atau terserap kulit. Senyawa ini merupakan dasar untuk pembuatan zat warna diazo. Anilin dapat diubah menjadi garam diazoinum dengan bantuan asam nitrit dan asam klorida






rumus molekul



Rumus molekul: C6H5NH2
Berat molekul: 93,13 gr/mol
Penampilan: Cairan tak berwarna sampai kuning
Densitas: 1,0217 gr/mL, cairan
Titik lebur: −6,3 °C; 20,7 °F; 266,8 K
Titik didih: 184,13 °C; 363,43 °F; 457,28 K
Kelarutan dalam air: 3,6 gr/100 mL pada 20 °C
Kebasaan (pKb): 9,3
Viskositas: 3,71 cP (3,71 mPa.s pada 25 °C
Entalpi pembakaran standar ΔcHo298: -3394 kJ/mol
Titik nyala: 70 °C; 158 °F; 343 K
Suhu menyala sendiri: 770 °C; 1,420 °F; 1,040 K
Klasifikasi Uni Eropa: Toksik (T); Karsinogenik Cat.3; Mutagenik Cat.3; Berbahaya untuk lingkungan (N)
MSDS: MSDS eksternal



 pembuatan anilin


1.      Aminasi Chlorobenzen
Pada proses aminasi chlorobenzen menggunakan zat pereaksi amoniak cair, dalam fasa cair dengan katalis Tembaga Oxide dipanaskan akan menghasilkan  85 - 90 % anilin. Sedangkan katalis yang aktif untuk reaksi ini adalah Tembaga Khlorid yang terbentuk dari hasil reaksi samping ammonium khlorid dengan Tembaga Oxide. Mula - mula amoniak cair dimasukkan ke dalam mixer dan pada saat bersamaan chlorobenzen dimasukkan pula, tekanan di dalam mixer adalah 200 atm. Dari mixer campuran chlorobenzen dengan amoniak dilewatkan ke preheater kemudian masuk ke reaktor dengan suhu reaksi 235 °C dan tekanan 200 atm. Pada reaksi ini ammonia cair yang digunakan adalah berlebihan. Dengan menggunakan katalis tertentu, reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
C6H5Cl  +  2 NH3          ===>        C6H5NH2+  NH4Cl
Pada proses aminasi chlorobenzen, hasil yang diperoleh berupa nitro anilin dengan yield yang dihasilkan adalah 96 %  ( Groggins, 1958 ).

2.      Reduksi Nitrobenzen
a.      Reduksi fasa cair
Untuk fasa cair, nitrobenzen direduksi dengan hidrogen dalam suasana asam ( HCl ) serta adanya iron boring, dengan suhu sekitar 135 - 170 °C dan tekanan antara 50 - 500 atm, dimana asam ini akan mengikat oksigen sehingga akan terbentuk air, dengan bantuan katalis Fe2O3 reaksinya sebagai berikut :
     4 C6H5NO2  +  11 H2     ===>       4 C6H5NH2 +  8 H2O
( Faith and Keyes, DB, 1957 )
Proses reduksi dalam fasa cair sudah tidak digunakan lagi karena tekanan yang digunakan tinggi sehingga kurang effisien dari segi ekonomis dan teknis. Yield yang dihasilkan adalah 95 %( John Wiley and Sons. Inc, 1957 ).
b.     Reduksi fasa gas
Proses pembuatan anilin dari reduksi nitrobenzen dalam fasa gas, sebagai pereduksi adalah gas hidrogen dan untuk mempercepat reaksi dibantu dengan katalisator Nikel Oksid, reaksinya sebagai berikut :
C6H5NO2  +  3 H2         ===>          C6H5NH2 + 2H2O
Pada proses reduksi fasa gas dengan suhu didalam reaktor sekitar 275 - 350 °C dan tekanan 1,4 atm, reaksi yang terjadi adalah reaksi eksotermis karena mengeluarkan panas. Yield yang dihasilkan pada prosese ini adalah 98 % dan kemurnian dari hasil ( anilin ) yang tinggi ini ( 99 % ) mengakibatkan anilin dari segi komersial dapat digunakan ( Faith and Keyes, DB, 1957 ).

Penggunaan Analin

-  bahan peledak.                                                              
-  Bahan bakar roket.
-  Pembuatan zat warna diazo.
-  Obat-obatan



Sifat Fisika Anilin


·      Berupa zat cair seperti minyak

·      Sukar larut dalam air

·      Beracun

·      Titik didih 184oC

·      Titik leleh -6oC

·      Berat molekul 93

·      Berat jenis 1.02 gr/ml

·      Indeks bias 1.58

metil butana

metil butana




http://resepkimiaindustri.blogspot.com/
metil butana

metil butana adalah alkana rantai bercabang dengan 5 atom karbon. Isopentana adalah senyawa yang sangat mudah terbakar pada suhu dan tekanan ruang. Titik didih normal dari senyawa ini hanya beberapa derajat di atas suhu ruangan. Isopentana biasanya dipakai dengan mencampurkannya dengan nitrogen cair.


BUTANOL

 BUTANOL


http://resepkimiaindustri.blogspot.com/

 BUTANOL

Butanol merupakan salah satu produk samping yang dihasilkan dari teknologi fermentasi saat ini, sebagai sebuah consequnece, teknologi fermentasi saat ini memungkinkan untuk hasil yang sangat rendah butonol diekstraksi murni. Beberapa raksasa industry kimia seperti DuPont, BP, GEVO telah mencanangkan pembangunan pabrik butanol dari proses fermentasi atau mengubah pabrik etanol menjadi butanol

Butanol adalah suatu alkohol yang dapat digunakan sebagai bahan bakar mesin bensin pada
pembakaran internal tanpa modifikasi mesin.
Keuntungan dari butanol adalah angka oktana dan kandungan energinya tinggi, hanya sekitar
10% lebih rendah daripada bensin. Butanol adalah hidrokarbon rantai panjang bersifat non-polar,
tidak larut dalam air dan titik nyalanya tinggi, serta mempunyai tekanan uap rendah (0,3 psi).
Kelemahan utama butanol adalah bersifat toksisitas, dan kenyataan pada proses fermentasi
butanol (dapat dibuat dari ganggang, mahkota dewa, buah naga) memancarkan bau busuk.
Membuat butanol dari minyak tidak menghasilkan bau tersebut, namun pasokan terbatas.
Pengujian kinerja sepeda motor di atas dinamometer sasis. Hasil uji daya rata-rata terhadap
waktu akselerasi rata-rata mesin sepeda motor yang berbahan bakar bensin yang mengandung
10% volume butanol (Bu10) lebih rendah 3,4% dibandingkan ketika memakai bensin yang tidak
mengandung butanol (Bu0
). Hasil uji konsumsi bahan bakar Bu10 dibandingkan dengan bensin
Bu0
 adalah meningkat 2,13%, sedangkan emisi gas buang nitrogen oksida, karbon monoksida,
hidrokarbon dan karbon dioksida masing-masing lebih rendah.

SEJARAH BUTANOL

Proses produksi butanol dengan menggunakan mikroba pertama kali dilakukan oleh Louis Pasteur pada tahun 1861 dengan proses yang disebut ABE Fermentation dimana dari fermentasi tersebut dihasilkan aseton, butanol, dan etanol. Setelah itu Weizzman berhasil mengisolasi bakteri penghasil butanol yang diberi nama Clostridium acetobutylicum. 

KEGUNAAN BUTANOL


Butanol dapat digunakan sebagai bahan bakar di mesin pembakaran dalam. Karena rantai hidrokarbonnya lebih panjang, maka bersifat pada umumnya bersifat non-polar. 

Butanol lebih mirip bensin daripada etanol.

Butanol dapat digunakan sebagai bahan bakar internal tanpa modifikasi mesin.

KEUNTUNGAN & KELEMAHAN BUTANOL

KEUNTUNGAN BUTANOL :
Angka oktana dan kandungannya tinggi hanya sekitar 10% lebih rendah dari pada bensin.
titik nyalanya sebesar 35 °C, sehingga tidak mudah terbakar tapi menjadi masalah jika digunakan pada suhu udara rendah.

KELEMAHAN BUTANOL :
Kelemahan utama butanol adalah bersifat Toksisitas dan kenyataan pada proses fermentasi butanol [Dapat dibuat dari ganggang, mahkota dewa, buah naga ] memancarkan bau busuk.

CIRI-CIRI BUTANOL


Butanol adalah hidrokarbon rantai panjang bersifat non-polar.
Tidak larut dalam air.
Titik nyalanya tinggi.
Serta mempunyai tekanan uap rendah (0,3 psi)


AEROSIL

AEROSIL


http://resepkimiaindustri.blogspot.com/
Aerosil
merupakan silikon dioksida murni yang diketahui dalam jumlah kecil dapat
menyerap air yang cukup besar. Aerosil diperoleh melalui penguapan silikon
tetraklorida yang dioksidasi dengan nyala suhu tinggi menggunakan H2 dan O2.
Aerosil berupa serbuk dan memberikan efek mengentalkan dan thixothropy dengan
mendispersikannya ke dalam bahan yang bersifat cair. Produk hidrofilik standar dibuat
dari partikel utama dengan ukuran 7 nm hingga 40 nm. Adapun kegunaan aerosil adalah
sebagi bahan pengalir untuk toner, makanan dan bidang farmasi sebagai pengontrol
Universitas Sumatera Utarareologi, cat, mantel, lem, sealant, plastik, film, serat, keramik dan pendukung katalisator
(Wikipedia, 2011).

Luas permukaan aerosil bervariasi yaitu dari 50 hingga 400 m2/g.
Permukaan aerosil bersifat hidrofilik dan terus menyerap air (Pevzner,1973).
Aerosil juga telah digunakan pada reaksi karbonilasi sebanyak 3% dari jumlah metil
oleat dan dilaporkan dapat meningkatkan hasil reaksi karbonilasi metil oleat dari < 20%
menjadi 52,1% (Saragih, 2009).

Nama lain           : koloidal silika, Cab-O-Sil, silika, koloidal silikon dioksida
           Rumus empiris   :  SiO2
           Berat molekul     :  60,08
Pemerian  : aerosil adalah merupakan uap silika submikroskopik dengan     ukuran partikel sekitar 15 nm. Berwarna putih terang, tidak berbau, tidak berasa.
Inkompatibilitas  : dengan dietil stil bestrol
 Penggunaan   :  absorben anticakeking agent, penstabil emulsi ( emulgator ),   glidan. Suspending agent, disintegran tablet, peningkat viskositas.
            (American Pharmaceutical Association and The Pharmaceutical Society of Great Britian, 1986)

Linear Alkylbenzene Sulfonate (LAS)

Linear Alkylbenzene Sulfonate (LAS)



http://resepkimiaindustri.blogspot.com/
Linear Alkylbenzene Sulfonate dengan rumus C12H25C6H4-SO3Na suatu senyawa yang dihasilkan dengan mereaksikan antara Linear Alkylbenzene (C12H25C6H5) dan oleum (H2SO4.SO3) di dalam reaktor. Linear Alkylbenzene Sulfonate dalam bidang industri banyak digunakan sebagai bahan aktif pembuatan deterjen sintetis, selain itu juga banyak digunakan sebagai bahan baku pembuat bahan pembersih seperti pembersih lantai, peralatan rumah tangga yang memakai bahan kimia ini

Linear Alkylbenzene Sulfonate (LAS) Adalah Surfaktan (surface active agent) merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai ujung berbeda yaitu hydrophile (suka air) dan hydrophobe (suka lemak). Bahan aktif ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan.

Linear Alkylbenzene Sulfonate (LAS) lebih aman di gunakan atau lebih ramah lingkungan di bandingkan dengan ( ABS ) karena abs dapat menutupi permukaan air sehingga micro organisme di dalam air tidak dapat berkembang dengan baik.

Linear Alkylbenzene Sulfonate (LAS) juga relatif mudah didegradasi secara biologi dibanding ABS. LAS bisa terdegradasi sampai 90 persen. Akan tetapi prorsesnya sangat lambat, karena dalam memecah bagian ujung rantai kimianya khususnya ikatan o-mega harus diputus dan butuh proses beta oksidasi. Karena itu perlu waktu. Menurut penelitian, alam membutuhkan waktu sembilan hari untuk mengurai LAS. Itu pun hanya sampai 50 persen.

FUNGSI Linear Alkylbenzene Sulfonate (LAS)



- bahan active untuk sabun bubuk, sabun cair - handsoap - sabun cuci piring - otomotif cleaner.
- mempunyai daya bersih yang tinggi.

- menghasilkan busa banyak.
- mudah dibilas & kesat.
- merupakan bahan active sabun yang ramah lingkungan.

Natrium benzoat ( bahan pengawet makanan )

sodium benzoat ( bahan pengawet makanan )




http://resepkimiaindustri.blogspot.com/
Natrium benzoat dengan rumus NaC7H5O2. 

adalah salah satu jenis bahan pengawet organik pada makanan, dimana natrium benzoat merupakan garam atau ester dari asam benzoat (C6H5COOH) yang secara komersial dibuat dengan sintesis kimia. Natrium benzoat dikenal juga dengan nama Sodium Benzoat atau Soda Benzoat. Bahan pengawet ini merupakan garam asam Sodium Benzoic, yaitu lemak tidak jenuh ganda yang telah disetujui penggunaannya oleh FDA dan telah digunakan oleh para produsen makanan dan minuman selama lebih dari 80 tahun untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme.



Natrium benzoat juga Digunakan sebagai pengawet makanan dengan nomor E E211. Merupakan garam natrium dari asam benzoat yang muncul ketika dilarutkan dalam air. Dapat diproduksi dengan mereaksikan natrium hidroksida dengan asam benzoat. Asam benzoat ada secara alami dalam jumlah kecil di kranberi, prune, kayu manis, cengkeh, dan apel.


SIFAT - SIFAT NATRIUM BENZOAT

- Berupa grabul atau serbuk hablur berwarna putih.
- Tidak berbau dan stabil di udara
- Mudah larut di dalam air.
- Sukar larut di dalam etanol dan lebih larut dalam etanol 90%


EFEK NEGATIF / DAMPAK NEGATIF NATRIUM BENZOAT


1. Efek samping lain yang bisa timbul adalah edema (bengkak) akibat dari retensi (tertahannya cairan di dalam tubuh) dan bias juga karena naiknya tekanan darah sebagai akibat bertambahnya volume plasma akibat pengikatan air oleh natrium.
2. Penggunaan pengawet natrium benzoat dalam jangka panjang dapat menimbulkan penyakit Lupus (Systemic Lupus Eritematosus/SLE).
3. Untuk asam benzoat dan natrium benzoat bisa menimbulkan reaksi alergi dan penyakit saraf.
4. Dapat menyebabkan kanker karena natrium benzoat berperan sebagai agen karsinogenik. Misalnya saja pada minuman berisotonik dimana vitamin C (ascorbic acid) yang ditambahkan dalam minuman isotonik akan bereaksi dengan natrium benzoat menghasilkan benzen. Benzen tersebut dikenal sebagai polutan udara dan dapat menyebabkan kanker.
5. Berdasarkan penelitian Badan Pangan Dunia (FAO), konsumsi benzoat yang berlebihan pada tikus akan menyebabkan kematian dengan gejala-gejala hiperaktif, sariawan, kencing terus-menerus serta penurunan berat badan.
6. Sebagai tambahan, dalam riset yang dilakukan oleh Sheffield University di Inggris terhadap bahan pengawet makanan dan minuman yang umum digunakan, menyatakan bahwa natrium benzoat diperkirakan dapat merusak DNA. Hal ini dikemukakan oleh Pete Piper (professor bidang biologi molekuler dan bioteknologi) yang telah meneliti natrium benzoat sejak 1999. Ia pernah menguji natrium benzoat pada sel ragi yang hidup, yang akhirnya menemukan bahwa substansi tersebut (natrium benzoat) dapat merusak DNA mitokondria pada ragi. Di dalam tubuh, mitokondria berfungsi menyerap oksigen untuk menghasilkan energi. Dan bila dirusak, seperti terjadi pada sejumlah kondisi pada saat sakit, maka sel mulai mengalami kegagalan fungsi yang sangat serius. Sehingga di dalam tubuh akan terjadi kerusakan DNA di dalam mitokondria.
Benzoat memiliki toksisitas yang rendah terhadap manusia dan hewan karena manusia dan hewan memiliki mekanisme detoksifikasi. Benzoat diabsorbsi dari usus halus dan diaktivasi melalui ikatan dengan CoA untuk menghasilkan benzoyl coenzyme A. Selanjutnya benzoyl coenzyme A berkonjugasi dengan glisin dalam hati untuk membentuk asam hipurat yang kemudian dikeluarkan melalui urin (White et al. 1964 diacu dalam Chipley 2005).

Dampak natrium benzoat pada minuman isotonik, maupun minuman-minuman ringan lainnya adalah kanker. Hal terebut dikarenakan vitamin C (asorbic acid) yang ditambahkan dalam minuman isotonik akan bereaksi dengan natrium benzoat menghasilkan benzen. Benzen tersebut dikenal sebagai polutan udara dan dapat menyebabkan kanker (Avicenna, 2008).

Para ilmuwan telah menyerukan US Food and Drug Administration untuk menguji ulang potensi bahaya dari natrium benzoat dan asam sitrat dalam minuman ringan, karena tes membuktikan keamanan yang cukup tua. Untuk sementara, mungkin saja ide yang baik untuk setidaknya mengurangi jumlah minuman ringan yang Anda konsumsi, dan terutama untuk membatasi konsumsi minuman ringan untuk anak-anak. Sehingga dapat mengurangi racun dalam tubuh  (Faisal M., 2010).

ABS ( Alkyl Benzene Sulfonate )

ABS (  Alkyl Benzene Sulfonate )






http://resepkimiaindustri.blogspot.com/

ABS merupakan surfaktan yg banyak di gunakan dalam industry berupa cairan kental berwarna coklat, mudah larut dalam air.

ABS digunakan untuk memproduksi deterjen rumah tangga termasuk bubuk cuci, cairan laundry, cairan pencuci piring dan pembersih rumah tangga lainnya serta dalam berbagai aplikasi industri.

ABS ini memiliki dampak negatif terhadap lingkungan karena molekul ABS ini tidak dapat dipecahkan oleh mikroorganisme sehingga berbahaya bagi persediaan suplai air tanah. Selain itu, busa dari ABS ini menutupi permukaan air sungai sehingga sinar matahari tidak bisa masuk pada dasar sungai yang dapat menyebabkan biota sungai menjadi mati dan sungai menjadi tercemar.




proses pembuatan ABS (  Alkyl Benzene Sulfonate )


Proses pembuatan ABS ini adalah dengan mereaksikan Alkil Benzena dengan Belerang Trioksida, asam Sulfat pekat atau Oleum. Reaksi ini menghasilkan Alkil Benzena Sulfonat. Jika dipakai Dodekil Benzena maka persamaan reaksinya adalah C6H5C12H25 + SO3 = C6H4C12H25SO3H (Dodekil Benzena Sulfonat). Reaksi selanjutnya adalah netralisasi dengan NaOH sehingga dihasilkan Natrium Dodekil Benzena Sulfonat

SLS (Sodium lauryl sulfate )

SLS (Sodium lauryl sulfate )




http://resepkimiaindustri.blogspot.com/

Sodium lauryl sulfate (SLS), sodium laurilsulfate atau sodium dodecyl sulfate (SDS atau NaDS) (C12H25SO4Na) adalah surfaktan anion yang biasa terdapat dalam produk-produk pembersih. Garam kimia ini adalah organosulfur anion yang mengandung 12-ekor karbon terikat ke gugus sulfat, membuat zat kimia ini mempunyai sifat ambifilik yang merupakan syarat sebagai deterjen.

SLS adalah jenis surfaktan yang sangat kuat dan umum digunakan dalam produk-produk pembersih noda minyak dan kotoran. Sebagai contoh, SLS ini banyak ditemukan dalam konsentrasi tinggi pada produk-produk industri seperti pembersih mesin (engine degreaser), pembersih lantai, dan shampo mobil. SLS digunakan dalam kadar rendah di dalam pasta gigi, shampo dan busa pencukur. Zat kimia ini merupakan bahan utama di dalam formulasi kimia untuk mandi busa karena efek pengentalnya dan kemampuan untuk menghasilkan busa.

Telah diteliti bahwa SLS bukan bahan karsinogen ketika dioleskan ke kulit maupun dikonsumsi.[1] Tetapi dari percobaan ditemukan SLS dapat menyebabkan iritasi kulit dan wajah ketika dioleskan dalam waktu yang lama dan terus menerus (lebih dari 1 jam) pada remaja.[2] Studi klinik terhadap 30 pasien yang sering mengeluhkan sariawan, membuktikan pasta gigi yang mengandung SLS dapat menyebabkan sariawan lebih besar dibandingkan dengan pasta gigi bebas detergen.[3] Sebuah studi klinik lain membuktikan tidak ada efek yang signifikan untuk penderita sariawan ketika dibandingkan menggunakan pasta gigi dengan dan tanpa SLS.[4]


FUNGSI PENGGUNAAN SLS 


SLS ini banyak ditemukan dalam konsentrasi tinggi pada produk-produk industri seperti pembersih mesin (engine degreaser), pembersih lantai, dan shampo mobil. SLS digunakan dalam kadar rendah di dalam pasta gigi, shampo dan busa pencukur.


Belakangan ini telah ditemukan bahwa pada aplikasi sebagai surfaktan pada pembentukan reaksi gas hydrate atau methane hydrate, SLS dapat mempercepat reaksi hingga 700 kali lebih cepat.[7]

Dalam pengobatan, SLS digunakan sebagai pengobatan laksatif melalui dubur, juga digunakan sebagai eksipien dalam tablet.

Biokimia[sunting | sunting sumber]
Dapat digunakan untuk membantu pemecahan sel pada saat ekstrasi DNA dan menguraikan protein. SLS ini biasa digunakan untuk menyiapkan protein untuk proses elektroforesis. Teknik ini dinamakan SDS-PAGE.[8] Senyawa ini bekerja dengan mengganggu ikatan non-kovalen di dalam protein, mengubah sifatnya dan menyebabkan molekul berubah dari bentuk aslinya.

Seperti detergen lainnya, SLS mengambil minyak dan kelembaban pada kulit, sehingga berakibat iritasi pada kulit dan mata.


PRODUKSI PEMBUATAN SLS 


SLS disintetis dengan mencampur dodecanol dengan gas sulfur trioksida atau oleum atau asam klorinsulfur untuk menghasilkan hydrogen lauryl sulfate. Metode industrial biasanya menggunakan gas sulfur trioksida. Hasilnya lalu dinetralkan dengan sodium hidroksida atau sodium karbonat.[9] alkohol lauryl biasanya dihasilkan dari minyak kelapa atau minyak biji kelapa sawit melalui hidrolisis, yang memisahkan asam lemaknya, kemudian direduksi menjadi alkohol.


Karena metode sintesis ini, di pasaran SLS yang tersedia berupa campuran alkyl sulfate dengan dodecyl sulfate sebagai komponen utamanya.[10]


Karsinogenik
SLS bukan bahan karsinogen ketika dioleskan ke kulit maupun dikonsumsi.[1] Review di dalam literatur ilmiah menyebutkan "SLS negatif dalam tes ames (tes mutasi bakterial), tes mutasi gen dan test pertukaran kromatid pada sel mamalia, juga di studi mikronukleus pada tikus. Hasil yang negatif ini membuktikan SLS tidak berinteraksi dengan DNA.[11]

Sensitivitas
Tetapi dari percobaan ditemukan SLS dapat menyebabkan iritasi kulit dan wajah ketika dioleskan dalam waktu yang lama dan terus menerus (lebih dari 1 jam) pada remaja.[2] SLS dapat memperparah masalah kulit yang dialami individu memiliki kulit hipersensitif, beberapa orang akan lebih sensitif terhadap zat ini dibanding yang lain.[12][13][14] Dalam percobaan dengan hewan ditemukan juga iritasi di kulit dan mata[11]

Sariawan
Sebuah studi awal menyimpulkan SLS di dalam pasta gigi menyebabkan munculnya sariawan.[15] Studi ini menunjukan secara statistik penurunan drastis dalam jumlah sariawan dari 14,3 menggunakan pasta gigi SLS menjadi 5,1 menggunakan pasta gigi bebas SLS.[15] Hasil dari studi klinik saat membandingkan kemungkinan terjadi sariawan dengan penggunaan pasta gigi mengandung atau bebas SLS, menyimpulkan individu dengan penderita sariawan dianjurkan menggunakan pasta gigi bebas SLS.[16]

Perubahan rasa
Sodium lauryl sulfate dapat mengurangi kecapan rasa manis,[17] efek ini yang biasa muncul setelah penggunaan pasta gigi mengandung SLS[18]

CMC ( CARBOXYMETHYL CELLULOSE ) manfaat dan fungsi

CMC ( CARBOXYMETHYL CELLULOSE )



http://resepkimiaindustri.blogspot.com/
CMC adalah ester polimer selulosa yang larut dalam air dibuat dengan mereaksikan Natrium Monoklorasetat dengan selulosa basa (Fardiaz, 1987). Menurut Winarno (1991), Natrium karboxymethyl selulosa merupakan turunan selulosa yang digunakan secara luas oleh industri makanan adalah garam Na karboxyl methyl selulosa murni kemudian ditambahkan Na kloroasetat untuk mendapatkan tekstur yang baik. Selain itu juga digunakan untuk mencegah terjadinya retrogradasi dan sineresis pada bahan makanan. Adapun reaksi pembuatan CMC adalah sebagai berikut:
ROH + NaOH                                      R-Ona + HOH
R-ONa + Cl CH2COONa                   RCH2COONa + NaCl

Carboxy Methyl Cellulose (CMC) merupakan turunan selulosa yang mudah larut dalam air. Oleh karena itu CMC mudah dihidrolisis menjadi gulagula sederhana oleh enzim selulase dan selanjutnya difermentasi menjadi etanol oleh bakteri (Masfufatun, 2010).
Carboxy Methyl Cellulose (CMC) adalah turunan dari selulosa dan ini sering dipakai dalam industri makanan untuk mendapatkan tekstur yang baik. Fungsi CMC ada beberapa terpenting, yaitu sebagai pengental, stabilisator, pembentuk gel,sebagai pengemulsi, dan dalam beberapa hal dapat merekatkan penyebaran antibiotik (Winarno, 1985).
Penggunaan CMC di Indonesia sebagai bahan penstabil, pengental, pengembang, pengemulsi dan pembentuk gel dalam produk pangan khususnya sejenis sirup yang diijinkan oleh Menteri Kesehatan RI, diatur menurut PP. No. 235/ MENKES/ PER/ VI/ 1979 adalah 1-2%.
Sebagai pengemulsi, CMC sangat baik digunakan untuk memperbaiki kenampakan tekstur dari produk berkadar gula tinggi. Sebagai pengental, CMC mampu mengikat air sehingga molekul-molekul air terperangkap dalam struktur gel yang dibentuk oleh CMC (Manifie, 1989).
Untuk industri-industri makanan biasanya digunakan sukrosa dalam bentuk kristal halus atau kasar dan dalam jumlah yang banyak dipergunakan dalam bentuk cairan sukrosa (sirup). Pada pembuatan sirup gula pasir (sukrosa) dilarutkan dalam air dan dipanaskan, sebagian sukrosa akan terurai menjadi glukosa dan sukrosa yang disebut gula invert (Winarno, 1995).


CIRI CIRI BENTUK CMC


- berbentuk kental
- berbentuk cair
- mengembang bila di larutkan di dalam air



FUNGSI CMC ( Carboxymethyl cellulose )



- CMC ( Carboxymethyl cellulose ) di gunakan dalam bidang pengeboran minyak sebagai bahan lumpur pengeboran, di mana bertindak sebagai viskositas
- cmc ( Carboxymethyl cellulose ) diasa di gunakan dalam menjaga stabilitas dingin dalam anggur
- cmc ( Carboxymethyl cellulose ) berfungsi dalam bidang obat - obatan sebagai agen penebalan.
- cmc ( Carboxymethyl cellulose ) berfungsi dalam bidang obat - obatan sebagai pengental
- cmc ( Carboxymethyl cellulose ) berfungsi membentuk campuran eutektik yang mengakibatkan titik beku pada es lebih rendah hal ini biasa digunakan dalam paket es
- cmc ( Carboxymethyl cellulose ) berfungsi dalam pembuatan produk kertas
- cmc ( Carboxymethyl cellulose ) berfungsi dalam pembuatan cat berbasis air
- cmc ( Carboxymethyl cellulose ) berfungsi sebagai obat pencahar
- cmc ( Carboxymethyl cellulose ) berfungsi dalam pembuatan sabun/ cream
- cmc ( Carboxymethyl cellulose ) berfungsi dalam pembuatan pasta gigi




ASAM SITRAT ( fungsi dan manfaat )

ASAM SITRAT ( fungsi dan manfaat )


http://resepkimiaindustri.blogspot.com/

Asam sitrat adalah

Asam sitrat adalah
asam yang terdapat pada buah dan sayuran. Pada buah jeruk terdapat kandungan asam sitrat sekitar 6-8%. Selain itu asam sitrat juga ditemukanpada buah pir, nanas, arbei, dan ceri. Pada hewan terdapat dalam darah, air seni, danberbagai cairan tubuh lainya.Produksi asam sitrat seluruh dunia terutama dimanfaatkan untuk industrimakanan dan minuman sekitar 70%, industri farmasi 12%, dan isaya 18% untuk berbagai industri lainnya.Pada industri makanan dan minuman mempergunakan asam sitrat untuk berbagai keperluan karena kelarutan asam sitrat yang relatif tinggi, tidak beracun,dan menghasilkan rasa asam yang disukai. Asam sitrat sering digunakan sebagaipegawet, pencegah rusaknya warna dan aroma, menjaga turbiditas, penghambatterjadinya oksidasi dan masih banyak lagi.



SIFAT DAN PERUBAHAN FASE ASAM SITRAT



Rumus kimia C6H8O7, atau:
CH2(COOH)•COH(COOH)•CH2(COOH)
Bobot rumus 192,13 u
Nama lain asam 2-hidroksi-1,2,3-propanatrikarboksila
Sifat perubahan fase
Titik lebur 426 K (153 °C)
Temperatur penguraian termal 448 K (175 °C)
Sifat asam-basa
pKa1 3,15
pKa2 4,77
pKa3 6,40
Sifat padatan
ΔfH0 -1543,8 kJ/mol
S0 252,1 J/(mol·K)
Cp 226,5 J/(mol·K)
Densitas 1,665 ×103 kg/m3


Sifat-sifat fisis asam sitrat dirangkum pada tabel di bawah. Keasaman asam sitrat didapatkan dari tiga gugus karboksil COOH yang dapat melepas proton dalam larutan. Jika hal ini terjadi, ion yang dihasilkan adalah ion sitrat. Sitrat sangat baik digunakan dalam larutan penyangga untuk mengendalikan pH larutan. Ion sitrat dapat bereaksi dengan banyak ion logam membentuk garam sitrat. Selain itu, sitrat dapat mengikat ion-ion logam dengan pengkelatan, sehingga digunakan sebagai pengawet dan penghilang kesadahan air (lihat keterangan tentang kegunaan di bawah).
Pada temperatur kamar, asam sitrat berbentuk serbuk kristal berwarna putih. Serbuk kristal tersebut dapat berupa bentuk anhydrous (bebas air), atau bentuk monohidrat yang mengandung satu molekul air untuk setiap molekul asam sitrat. Bentuk anhydrous asam sitrat mengkristal dalam air panas, sedangkan bentuk monohidrat didapatkan dari kristalisasi asam sitrat dalam air dingin. Bentuk monohidrat tersebut dapat diubah menjadi bentuk anhydrous dengan pemanasan di atas 74 °C. Secara kimia, asam sitrat bersifat seperti asam karboksilat lainnya. Jika dipanaskan di atas 175 °C, asam sitrat terurai dengan melepaskan karbon dioksida dan air.

MANFAAT DAN KEGUNAAN ASAM SITRAT


Penggunaan utama asam sitrat saat ini adalah sebagai zat pemberi cita rasa dan pengawet makanan dan minuman, terutama minuman ringan. Kode asam sitrat sebagai zat aditif makanan (E number ) adalah E330. Garam sitrat dengan berbagai jenis logam digunakan untuk menyediakan logam tersebut (sebagai bentuk biologis) dalam banyak suplemen makanan. Sifat sitrat sebagai larutan penyanggadigunakan sebagai pengendali pH dalam larutan pembersih dalam rumah tangga dan obat-obatan.
Kemampuan asam sitrat untuk meng-kelat logam menjadikannya berguna sebagai bahan sabun dandeterjen. Dengan meng-kelat logam pada air sadah, asam sitrat memungkinkan sabun dan deterjen membentuk busa dan berfungsi dengan baik tanpa penambahan zat penghilang kesadahan. Demikian pula, asam sitrat digunakan untuk memulihkan bahan penukar ion yang digunakan pada alat penghilang kesadahan dengan menghilangkan ion-ion logam yang terakumulasi pada bahan penukar ion tersebut sebagai kompleks sitrat.
Asam sitrat digunakan di dalam industri bioteknologi dan obat-obatan untuk melapisi (passivate) pipa mesin dalam proses kemurnian tinggi sebagai ganti asam nitrat, karena asam nitrat dapat menjadi zat berbahaya setelah digunakan untuk keperluan tersebut, sementara asam sitrat tidak.
Asam sitrat dapat pula ditambahkan pada es krim untuk menjaga terpisahnya gelembung-gelembunglemak.
Dalam resep makanan, asam sitrat dapat digunakan sebagai pengganti sari jeruk.


SEJARAH ASAM SITRAT

Asam sitrat diyakini ditemukan oleh alkimiawan Arab-Yemen (kelahiran Iran) yang hidup pada abad ke-8, Jabir Ibn Hayyan. Pada zaman pertengahan, para ilmuwan Eropa membahas sifat asam sari buah lemon dan limau; hal tersebut tercatat dalam ensiklopedia Speculum Majus (Cermin Agung) dari abad ke-13 yang dikumpulkan oleh Vincent dari Beauvais. Asam sitrat pertama kali diisolasi pada tahun 1784 oleh kimiawan Swedia, Carl Wilhelm Scheele, yang mengkristalkannya dari sari buah lemon. Pembuatan asam sitrat skala industri dimulai pada tahun 1860, terutama mengandalkan produksi jeruk dari Italia.

Pada tahun 1893, C. Wehmer menemukan bahwa kapang Penicillium dapat membentuk asam sitrat dari gula. Namun, pembuatan asam sitrat dengan mikroba secara industri tidaklah nyata sampai Perang Dunia I mengacaukan ekspor jeruk dari Italia. Pada tahun 1917, kimiawan pangan Amerika, James Currie menemukan bahwa galur tertentu kapang Aspergillus niger dapat menghasilkan asam sitrat secara efisien, dan perusahaan kimia Pfizer memulai produksi asam sitrat skala industri dengan cara tersebut dua tahun kemudian


PROSES PEMBUATAN ASAM SITRAT

Dalam proses produksi asam sitrat yang sampai saat ini lazim digunakan, biakan kapang Aspergillus niger diberi sukrosa agar membentuk asam sitrat. Setelah kapang disaring dari larutan yang dihasilkan, asam sitrat diisolasi dengan cara mengendapkannya dengan kalsium hidroksida membentuk garam kalsium sitrat. Asam sitrat di-regenerasi-kan dari kalsium sitrat dengan penambahan asam sulfat.
Cara lain pengisolasian asam sitrat dari hasil fermentasi adalah dengan ekstraksi menggunakan larutan hidrokarbon senyawa basa organik trilaurilamina yang diikuti dengan re-ekstraksi dari larutan organik tersebut dengan air.