Diberdayakan oleh Blogger.

Facebook Like











Ads google test

Home » , » SILICON ( SI )

SILICON ( SI )

SILICON ( SI )


http://resepkimiaindustri.blogspot.com/

Nomor atom: 14
Massa atom: 28,0855 g/mol
Elektronegativitas menurut Pauling: 1,8
Densitas: 2,33 g/cm-3 pada 20 °C
Titik lebur: 1410 °C
Titik didih: 3265 °C
Radius Vanderwaals: 0,132 nm
Radius ionik: 0,271 (-4) nm, 0,041 (4)
Isotop: 5
Energi ionisasi pertama: 786,3 kJ/mol
Energi ionisasi kedua: 1.576,5 kJ/mol
Energi ionisasi ketiga: 3.228,3 kJ/mol
Energi ionisasi keempat: 4.354,4 kJ/mol
Ditemukan oleh: Jons Berzelius pada tahun 1823



 Silikon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Si dan nomor atom 14. Silikon merupakan elemen terbanyak kedelapan di alam semesta dari segi massanya, tapi sangat jarang ditemukan dalam bentuk murni di alam. Silikon paling banyak terdistribusi pada debu, pasir, planetoid, dan planet dalam berbagai bentuk seperti silikon dioksida atau silikat. Lebih dari 90% kerak bumi terdiri dari mineral silikat, menjadikan silikon sebagai unsur kedua paling melimpah di kerak bumi (sekitar 28% massa) setelah oksigen.
Silikon bukan termasuk benda yang awam bagi masyarakat. Silikon sering digunakan untuk membuat serat optik dan dalam operasi plastik digunakan untuk mengisi bagian tubuh pasien dalam bentuk silikon. Unsur silikon juga berperan besar terhadap ekonomi modern dan silikon juga merupakan elemen esensial pada biologi, meskipun hanya dibutuhkan hewan dalam jumlah amat kecil.
Banyak masyarakat dengan ekonomi tinggi menggunakan silikon yang memiliki harga yang tidak murah itu, tetapi mereka tidak mengetahui bagaimana sifat dari silikon itu, apakah berdampak positif atau negatif.

Silikon yang eksis di alam terdiri dari 3 isotop yang stabil, yaitu silikon-28, silikon-29, dan silikon-30, dengan silikon-28 yang paling melimpah (92% kelimpahan alami).[9] Out of these, only silicon-29 is of use in NMR and EPR spectroscopy.[10] Dua puluh radioisotop telah diketahui, dengan silikon-32 sebagai yang paling stabil dengan paruh waktu 170 tahun dan silikon-31 dengan waktu paruh 157,3 menit.[9] Sisa isotop radioaktif lainnya mempunyai paruh waktu kurang dari 7 detik dan kebanyakan malah kurang dari 0,1 detik.[9] Silikon tidak mempunyai isomer nuklir.[9]

Isotop dari silikon mempunyai nomor massa berkisar antara 22 sampai 44.[9] Bentuk peluruhan paling umum dari 6 isotop yang nomor massanya dibawah isotop paling stabil (silikon-28) adalah β+, utamanya membentuk isotop aluminium (13 proton) sebagaiproduk peluruhannya.[9] Untuk 16 isotop yang nomor massanya diatas 28, bentuk peluruhan paling umumnya adalah β−, utamanya membentuk isotop fosfor (15 proton) sebagai produk peluruhan.[9]

SEJARAH SILICON

Davy pada tahun 1800 menganggap silikon sebagai senyawa, daripada suatu unsur. Sebelas tahun kemudian pada tahun 1811 Gay Lussac dan Thenard berpendapat bahwa Silikon (Latin: silicium) merupakan unsur kimia yang mempunyai simbol Si dan nomor atom 14. Silikon merupakan unsur kedua paling berlimpah setelah oksigen, di dalam kerak Bumi Silikon mencapai hampir 25,7%.
 Unsur kimia ini ditemukan oleh Jons Jakob Berzelius. Silikon dialam terdapat dalam bentuk tanah liat, granit, kuartza dan pasir, kebanyakan dalam bentuk silikon dioksida (dikenal sebagai silika) dan dalam bentuk silikat.
Silikon adalah polimer nonorganik yang bervariasi, dari cairan, gel, karet, hingga sejenis plastik keras. Beberapa karakteristik khusus silikon yaitu : tak berbau, tak berwarna, kedap air, serta tak rusak akibat bahan kimia dan proses oksidasi, tahan dalam suhu tinggi, serta tidak dapat menghantarkan listrik.
Sebagian besar silikon berfungsi  sebagai komponen batu silikat dan unsur bebasnya tidak ditemukan di alam. Oleh karena itu, silikon dihasilkan dengan mereduksi kuarsa dan pasir dengan karbon berkualitas tinggi dengan menggunakan alat tungku listrik dengan menggunakan elektroda karbon. Beberapa metoda lainnya dapat digunakan untuk mempersiapkan unsur ini. Amorphous silikon dapat dipersiapkan sebagai bubuk cokelat yang dapat dicairkan atau diuapkan. Proses Czochralski biasanya digunakan untuk memproduksi kristal-kristal silikon yang digunakan untuk peralatan semikonduktor. Silikon super murni dapat dipersiapkan dengan cara dekomposisi termal triklorosilan ultra murni dalam atmosfir hidrogen dan dengan proses vacuum floatzo.
 Silikon dengan kemurnian tinggi dihasilkan dengan reduksi SiHCl3 dengan menggunakan hidrogen. SiHCl3 dihasilkan dengan melakukan hidrokhlorasi.Silikon berkemurnian rendah diikuti dengan  pemurnian.
Pada tahun 1824 Berzelius, yang dianggap sebagai penemu pertama silikon, mempersiapkan amorphous silikon dengan metode yang sama dan kemudian memurnikannya dengna membuang fluosilika dengan membersihkannya berulang kali. Deville pada tahun 1854 pertama kali mempersiapkan silikon kristal, bentuk alotropik kedua unsur ini

MANFAAT SILICON


Silikon merupakan komponen utama dari kaca, semen, keramik, sebagian besar perangkat semikonduktor, dan silikon (zat plastik yang sering tercampur baur dengan logam silikon).
Silikon juga merupakan konstituen penting dari beberapa jenis baja dan merupakan bahan tahan api yang digunakan dalam pembuatan enamel dan tembikar.
Unsur silikon dan senyawa intermetaliknya banyak digunakan sebagai paduan untuk membentuk aluminium, magnesium, tembaga, dan logam lainnya yang memiliki ketahanan tinggi.
Silikon metalurgi dengan kemurnian 98-99% digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan organosilicic dan resin silikon, segel, serta pelumas.
Dalam bidang elektronik, chip silikon digunakan dalam berbagai peralatan elektronik. Sel surya juga menggunakan irisan tipis kristal silikon sebagai salah satu komponen utamanya.
Silikon dioksida digunakan sebagai bahan baku untuk memproduksi unsur silikon dan silikon karbida. Kristal silikon berukuran besar digunakan untuk gelas piezoelektrik.
Dispersi koloid silikon dalam air digunakan sebagai agen pelapis dan sebagai bahan untuk pembuatan enamel tertentu.


EFEK NEGATIF SILICON

Silikon terutama ditemukan dalam jaringan ikat dan kulit.
Silikon merupakan unsur tidak beracun dalam bentuk alaminya seperti pada silika dan silikat.
Debu silikon memiliki sedikit dampak buruk pada paru-paru dan tidak memicu penyakit organik signifikan.
Silikon dapat menyebabkan efek pernapasan kronis terutama dalam bentuk kristal silika (silikon dioksida).
Namun, kemungkinan terbentuknya kristal silika di alam amat kecil. Kristal silika umumnya akan mempengaruhi orang-orang yang bekerja di pertambangan, di industri tembikar, pertambangan granit, dan industri yang melibatkan tanah diatom.
Kristal silikon dikenal mengiritasi kulit dan mata. Menghirup komponen ini akan menyebabkan iritasi pada paru-paru dan selaput lendir.
Beberapa penelitian epidemiologi melaporkan angka signifikan atas kematian atau kasus gangguan imunologi pada pekerja yang terpapar silika.
Penyakit dan gangguan yang ditemui termasuk skleroderma, rheumatoid arthritis, lupus eritematosus sistemik, dan sarkoidosis.

0 komentar:

Posting Komentar